Postingan

Tata Cara Wudlu yang Baik dan Benar serta Sunnah ber-Wudlu

A. Syarat Syarat Wudlu Niat  (ada khilaf antara jumhur dan Hanafiyah). Air yang digunakan harus thohur  (suci dan mensucikan), maka tidak sah berwudlu dengan air yang najis Air yang digunakan harus air yang mubah  (ada khilaf dalam masalah ini). Sehingga tidak sah berwudlu dengan air curian. Menghilangkan hal-hal yang bisa mengahalangi sampainya air ke kulit. Dalilnya : حَدِيْثِ خَالِدٍ بْنِ مَعْدَانَ أَنَّ النَّبِيُّ رَأَى رَجُلاً، وَفِي ظَهْرِ قَدَمِهِ لُمْعَةُ قَدَرِ الدِّرْهَمِ لَمْ يُصِبْهَا المْاَءُ فَأَمَرَهُ أَنْ يُعِيْدَ الْوُضُوْءَ Hadits Kholid bin Mi’dan bahwasanya,  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang pada kakinya ada seukuran dirham yang tidak terkena air (wudlu), maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan laki-laki tersebut untuk mengulangi wudlu.  Hadits shohih riwayat Abu Dawud dan ada tambahan  الصَّلاَةَ  yaitu (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk mengulangi sholat, Irwaul Golil no 86). Jika

Islam dan Kekerasan terhadap Wanita

Islam adalah agama yang mengedepankan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan. Ajaran tauhidnya yang mengatakan bahwa semua manusia sama di hadapan Tuhan adalah bukti bahwa Tuhan tidak pernah membeda-bedakan makhluknya baik itu laki-laki maupun perempuan dan tidak pula memerintahkan makhluknya untuk berbuat tidak adil terhadap sesamanya. Namun ajaran-ajaran Islam yang penuh dengan misi kemanusiaan itu banyak ditafsirkan oleh ulama-ulama Islam yang kebanyakan berjenis kelamin laki-laki dengan cara pandang mereka yang lebih menonjolkan kepentingan mereka. Akibatnya, Islam dipandang sebagai agama yang hanya berpihak kepada laki-laki saja. Islam juga dipandang sebagai agama yang melegitimasi adanya tindak kekerasan tehadap perempuan. Banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang ditafsirkan oleh para ulama, memberi peluang terhadap adanya tindak kekerasan terhadap perempuan. Misalnya tentang nusyuz yang terdapat dalam surat An-Nisaa’ ayat 34 yang artinya:  “Para istri yang kamu khawatirkan nusyuzn

Durhaka Kepada Orang Tua dalam Islam

Allah SWT berfirman: وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. (al-Ahqâf:15).” Berikut adalah penjelasan dari Anak Durhaka Dalam Islam : Pengertian Anak Durhaka Dalam Prespektif Islam Durhaka ( al-‘uquuq ) berasal dari  al-‘aqqu  yang berarti  al-qath’u  yaitu memutus, membelah, merobek, atau memotong. Dalam islam, anak dikatakan durhaka pada orang tua ( uquuqul walidain ) apabila melakukan perbuatan atau mengucapkan sesuatu yang menyakiti hati orang tuanya. Perbuatan durhaka kepada orang tua jelas dilarang oleh agama. Bahkan termasuk dalam dosa besar yang setara dengan mempersekutukan Allah SWT. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadist yang

Hikmah Memaafkan Kesalahan Orang Lain dalam Islam

ALKISAH  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam ketika beliau pergi ke Thaif untuk berdakwah. Alih-alih berharap penduduk menerima dakwah beliau, tapi sikap kurang ajar justru ditunjukkan kepada kekasih Allah Subhanahu Wata’ala ini. Mereka justru mencemooh bahkan menyuruh anak-anak kecil melempari Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang saat itu ditemani Zaid bin Haritsah. Tentu saja hal itu menambah kesedihan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Di saat sulit seperti itu tiba-tiba datang Malaikat Jibril bersama malaikat penjaga gunung. Jibril berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. “Sesungguhnya Allah telah mendengar apa yang dikatakan kaummu kepadamu dan penolakan mereka kepadamu.Dan Allah juga telah mengutus kepada malaikat penjaga gunung untuk melakukan apa saja yang engkau kehendaki!”. Maka Malaikat penjaga gunung pun berkata Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam., “Wahai Muhammad, kalau engkau berkenan aku akan menimpakan Al-Akhbasain (dua gunung be

Kandungan dalam Surah An-Nisa Ayat 59

Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah Swt., pemerintah, dsb.) tidak berlaku curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad Saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga. Peranan pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai pada suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan tercapai kestabilannya tanpa ada pemimpin. Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu, Isla

Kandungan dalam Surah Al-Maidah Ayat 48

Hidup adalah kompetisi. Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga kompetisi untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Namun sayang, banyak orang terjebak pada kompetisi semu yang hanya memperturutkan syahwat hawa nafsu duniawi dan jauh dari suasana robbani. Kompetisi harta-kekayaan, kompetisi usaha pekerjaan, kompetisi jabatan kedudukan dan kompetisi lainnya, yang semuanya seperti fatamorgana. Indah menggoda, tetapi sesungguhnya tiada.  Itulah kompetisi yang menipu. Bahkan, hal yang sangat memilukan ialah tak jarang dalam kompetisi selalu diiringi “suuẓan” buruk sangka, bukan hanya kepada manusia, tetapi juga kepada Allah Swt. Lebih merugi lagi jika rasa iri dan riya ikut bermain dalam kompetisi tersebut.  Lalu, bagaimanakah selayaknya kompetisi bagi orang-orang yang beriman? Allah Swt. telah memberikan pengarahan bahkan penekanan kepada orang-orang beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana firman-Nya:  Al-Qur'an Surat Al-Maidah Ayat 48.  وَأَنْزَلْنَا إ

Isi Kandungan Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 105 Tentang Etos Kerja

Sudah menjadi kewajiban manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak kebutuhan dan kepentingan dalam kehidupannya untuk berusaha memenuhinya. Seorang muslim haruslah menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat. Tidaklah semata hanya berorientasi pada kehidupan akhirat saja, melainkan harus memikirkan kepentingan kehidupannya di dunia. Untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, wajiblah seorang muslim untuk bekerja. Dalam al-Qur’an maupun hadis, banyak ditemukan literatur yang memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi dan melengkapi kebutuhan duniawi. Salah satu perintah Allah kepada umat-Nya untuk bekerja termaktub dalam al-Qur'an Surat at-Taubah.  A. Lafal Bacaan Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 105 dan Artinya.  وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ  Waquli i'maluu fasayaraa laahu 'amalak